
Senin, 24 Agustus 2015
Sabtu, 08 Agustus 2015
Bagaimana membeli Norival di Yogya ??
Norival Yogya hadir di :
1. Jln. Magelang KM, 7,2 , Perum Jombor Baru ( silakan SMS terlebih dahulu )
2. MASBRO KlinikMatic , Selokan Mataram
( Outlet Biru ke barat sekitar 100 m, utara jalan, sebelah egois kafe )
( Buka : Kamis - Sabtu jam 08.00 - 17.00 , Jumat jam 13.00 )
SMS / Whatsapp : 085643038817
PIN : 74707769
** Jika konsumen terlalu jauh ke outlet. Kami juga menerima COD ( Cash On Delivery ) dengan minimal pembelian Rp 160.000
lokasi COD :
condong catur, jakal kentungan, monjali, indogrosir, tvri atau tempat yg telah ditentukan oleh penjual dan pembeli
** Kami juga melayani pengiriman luar kota, FREE ONGKIR jika pembelian dalam jumlah tertentu
1. Jln. Magelang KM, 7,2 , Perum Jombor Baru ( silakan SMS terlebih dahulu )
2. MASBRO KlinikMatic , Selokan Mataram
( Outlet Biru ke barat sekitar 100 m, utara jalan, sebelah egois kafe )
( Buka : Kamis - Sabtu jam 08.00 - 17.00 , Jumat jam 13.00 )
SMS / Whatsapp : 085643038817
PIN : 74707769
** Jika konsumen terlalu jauh ke outlet. Kami juga menerima COD ( Cash On Delivery ) dengan minimal pembelian Rp 160.000
lokasi COD :
condong catur, jakal kentungan, monjali, indogrosir, tvri atau tempat yg telah ditentukan oleh penjual dan pembeli
** Kami juga melayani pengiriman luar kota, FREE ONGKIR jika pembelian dalam jumlah tertentu
Hasil Test Lab Norival
Hasil Test LAB PREMIUM + NORIVAL GOLD
( ada peningkatan nilai RON dan MON premium )
Produk Norival
Secara garis besar Norival Energy Fuel Enhancer memiliki manfaat sebagai berikut :
- Meningkatkan rangkaian komposisi bahan bakar yang ada
- Memberikan Responsivitas pada torsi kendaraan.
- meningkatkan Torsi dan Hp kendaraan.
- Anti ketukan atau ' knocking "
- Tidak korosif dan tidak beracun.
- Membersihkan kerak karbon secara bertahap.
- Mengurangi konsumsi BBM 25-40%.
- Mengurangi emisi gas buang kendaraan.
- Melumasi Komponen ruang bakar.
- cukup 2 tetes per 1 liter premium dan rasakan bedanya
- Penggunaan disesuaikan dengan kompresi kendaraan
NORIVAL GASOLINE ( mesin bensin ) :
- Tipe: Gold
- Harga: Rp. 45.000,-
- Kemasan: 12ml untuk digunakan pada 180 Ltr BBM gasoline.
- Kompresi: 9 : 1 - 10 : 1
- Jenis mesin: Semua jenis tipe mesin yang menggunakan BBM gasoline.- Dosis penggunaan mobil dan mesin statis: 1 ml : 15 Liter BBM gasoline.
- Dosis penggunaan sepeda motor: 2 tetes / 1 Liter BBM gasoline.
- Tipe: Platinum
- Harga: Rp. 75.000,-
- Kemasan: 12ml untuk digunakan pada 180 Ltr BBM gasoline.
- Kompresi: 10:1 -11:1
- Jenis mesin: Semua jenis tipe mesin yang menggunakan BBM gasoline.- Dosis penggunaan mobil dan mesin statis: 1 ml : 15 Liter BBM gasoline.
- Dosis penggunaan sepeda motor: 2 tetes / 1 Liter BBM gasoline.
- Tipe: Drag Race
- Harga: Rp. 100.000,-
- Kemasan: 12ml untuk digunakan pada 180 Ltr BBM gasoline.
- Kompresi: 9:1 -11,5:1
- Jenis mesin: Semua jenis tipe mesin yang menggunakan BBM gasoline.
- Dosis penggunaan mobil dan mesin statis: 1 ml : 15 Liter BBM gasoline.
- Dosis penggunaan sepeda motor: 2 tetes / 1 Liter BBM gasoline.
- Cocok untuk kendaraan matic agar akselerasi semakin maknyuussss.
- Tipe: Drag Evo
- Harga: Rp. 130.000,-
Norival Drag Evo adalah pengembangan dari Norival Drag yang terkenal unggul pada sektor peningkatan Torsi. Produk baru ini mengutamakan kekuatan yang merata dari rpm rendah sampai rpm tinggi sehingga pengendara dapat merasakan performa yang tinggi di setiap medan.
Spesifikasi dan dosis Norival Drag Evo adalah sebagai berikut :- Kompresi = 10 : 1 - 11.8 : 1
- Dosis = 2 tetes : 1 liter / 1 ml : 15 liter.
Untuk Dosis dibawah 10:1 dapat menggunakan 1 tetes untuk per liter BBM atau 1ml untuk 20-25 liter BBM.
NORIVAL DIESEL :
- Tipe: Diesel
- Harga: Rp. 40.000,-
- Kemasan: 12ml untuk digunakan pada 180 Ltr BBM Solar
- Jenis mesin: Semua jenis tipe mesin yang menggunakan BBM Solar.
- Dosis penggunaan mobil dan mesin statis: 1 ml : 15 Liter BBM Solar.
=== Norival Engine Oil Enhancer ===
Mengurangi gesekan.
Meningkatkan viskositas oli.
Melindungi komponen mesin.
Meningkatkan daya lumas oli.
Memperpanjang usia pemakaian oli.
Menjaga suhu mesin agar tetap stabil.
Mengurangi konsumsi BBM -/+5-10%.
Mengurangi getaran pada kinerja mesin.
Membersihkan internal sludge.
Memperpanjang usia komponen mesin
Meningkatkan performa keseluruhan kinerja mesin
-----------------------------------------------------------------------------
- Tipe: Norival Engine Oil Enhancer
- Harga: Rp. 20.000,-
- Kemasan: 12ml.
- Jenis mesin: semua jenis tipe mesin gasoline & diesel fuel.
- Dosis penggunaan : 12 ML untuk 0.8 - 1,2 Ltr oli mineral dan semi sintetik.
- Informasi Tambahan: Mesin dengan kebutuhan 4 Ltr oli menggunakan 4 botol ( @12ml ). Gunakan acuan 1 botol untuk 0.8 - 1,2 Ltr oli.
Apakah premium di Indonesia masih mengandung timbal ??
Jakarta (ANTARA
News) - Indonesia sejak awal Juli 2006 sudah tak menggunakan lagi timbal
(TEL) sebagai aditif untuk meningkatkan Research Octane Number (RON)
dalam pengolahan Premium 88 di sejumlah kilang-kilang Pertamina, dalam
upaya mendukung program langit biru yang telah dicanangkan pemerintah.
"Pertamina sudah melaporkan kepada kami bahwa mereka sudah tidak produksi lagi bensin pakai timbal, karena bila tetap dengan timbal dampaknya akan merusak otak terutama pada anak kecil," ujar Menteri Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar kepada pers, di Jakarta, akhir pekan lalu.
Menurutnya, di seluruh dunia saat ini sudah tidak diproduksi bahan bakar pakai timbal. Pada dasarnya timbal itu suatu zat tambahan (aditif) yang sangat mudah dibuat dan biayanya lebih murah ketimbang tidak pakai timbal. Namun demikian dampaknya sangat merugikan bagi kehidupan.
"Sekarang ada dua pilihan pakai bensin tanpa timbal atau tidak perlu produksi bensin lagi bila harus tetap menggunakan timbal, karena itu sama aja dengan makan racun yang dampaknya ke otak manusia. Ini sudah bukan masalah ramah lingkungan tapi ramah kehidupan yang lebih penting ketimbang lingkungan," tegas Menteri LH.
"Jadi, bila dijumpai dilapangan ada produksi bahan bakar minyak pakai timbal itu jelas melanggar keputusan Menteri Lingkungan Hidup. Bila melanggar ini ada sanksinya dan Pertamina sudah berhasil produksi BBM tanpa timbal," jelasnya.
TEL (Tetra Ethyl Lead) atau yang biasa dikenal dengan Timbal adalah sebuah senyawa kimia yang digunakan sebagai aditif dalam bahan bakar minyak (BBM) untuk meningkatkan angka oktan. Penggunaan TEL dibeberapa negara telah dilarang karena karena kadar senyawa kimianya yang dapat membahayakan manusia.
Sesuai dengan spesifikasi kendaraan guna meningkatkan performa mesin, dibutuhkan bahan bakar yang memiliki angka oktan tinggi. Karena oktan dapat meningkatkan kemampuan daya bakar bensin. Semakin tinggi oktan maka kemampuan daya bakarnya semakin cepat. Dengan BBM jenis bensin tanpa timbal yang ada saat ini dipasaran yaitu Premium-88, Pertamax-92, Pertamax Plus-95, Pertamina sudah melakukan standarisasi kepedulian terhadap kelestarian lingkungan dan kesehatan.
Langkah ini diambil Pertamina didukung oleh berbagai masukan seperti Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Gaikindo, dan LSM.
Selain itu, juga didukung oleh hasil riset terhadap tingginya kadar timbal (TEL) dalam darah sebagian penduduk Indonesia di beberapa kota dan kajian dampak negatif timbal terhadap kesehatan anak-anak maupun orang dewasa. Sedangkan berdasarkan hasil riset dari USAID dan USEPA terhadap dampak biaya sosial dari aplikasi timbal (TEL) di Amerika Serikat kerugiannya mencapai hingga 716 juta dolar AS dalam lima tahun.
Dalam upaya mendukung program Langit Biru Indonesia seperti tertuang dalam UU No. 23/1997 dan instruksi Menteri Lingkungan Hidup RI tahun 2000 untuk penghapusan bensin bertimbal secara bertahap di seluruh Indonesia, maka Pertamina sejak 1 Juli 2006 tidak lagi menggunakan Timbal (TEL) sebagai Octane Booster yaitu zat aditif untuk meningkatkan angka oktan dalam pengolahan Premium 88 di kilang-kilang Pertamina.
Sebelumnya, produksi premium saat masih menggunakan TEL terdiri dari 12,5 persen HOMC dan 87,5 persen Naphta. Sedangkan melalui Program Langit Biru, Pertamina menggantikan penggunaan Timbal sebagai octane booster dengan HOMC (High Octane Mogas Component) yaitu senyawa yang lebih ramah lingkungan dan lebih cocok dengan spesifikasi kendaraan yang menggunakan catalytic converter. Penggunaan HOMC pada Premium saat ini, setelah tidak menggunakan TEL komposisinya adalah 30 persen HOMC dan Naphta 70 persen.
Hingga saat ini, produksi HOMC dalam negeri masih belum mencukupi kebutuhan untuk memproduksi Premium 88 sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, pola impor perlu dilakukan untuk pemenuhan konsumsi dalam negeri tersebut. Pertamina hanya mengimpor sebagian kekurangan HOMC karena kilang-kilang Pertamina telah memproduksi HOMC untuk pembuatan Bensin Premium, Pertamax, maupun Pertamax Plus.
Sejalan dengan semangat efisiensi, maka Pertamina terus mengupayakan optimalisasi produksi HOMC melalui unit-unit pengolahan seperti UP III Plaju, UP IV Cilacap, UP V Balikpapan, UP VI Balongan dan UP VII Kasim, guna menekan ketergantungan HOMC impor dan diharapkan dapat menekan cost yang timbul dari pengadaan impor tersebut.
Dari segi bisnis, Pertamina menjalankan kebijakan ini sesuai dengan UU No.22/2001 dimana perusahaan harus mampu mempertahankan etika bisnis, citra dan persaingan dengan perusahaan asing dalam memasarkan produk-produk migas didalam negeri, khususnya untuk bisa memproduksi BBM yang ramah lingkungan dan tidak berbahaya bagi kesehatan.
Sumber : http://www.antaranews.com/view/?i=1179713090
Akhir-akhir ini, banya muncul produk sepeda motor yang menggunakan teknologi Fuel Injection.
Mesin-mesin tersebut dalam spesifikasi dari pabriknya, menggunakan bensin tanpa timbal. Banyak orang menyimpulkan bahwa bensin tanpa timbal di Indonesia adalah Pertamax atau Pertamax Plus.
Dari anggapan itu mereka-mereka yang ingin membeli kendaraan dengan sistem PGM-FI (Programmed Fuel Injection) berpikir dua kali karena mesti ngasih makan Pertamax pada motornya.
Sebenarnya, ditilik dari sistem pencampuran udara dengan bensin pada mesin karburator dan Fuel Injection tidak terlalu dipengaruhi jenis bensinnya.
Mesin karburator mencampur bensin dan udara dengan memakai tabung venturi.
Aliran udara memanfaatkan sedotan piston di ruang bakar saat piston (seker) bergerak ke bawah. Sedangkan untuk mengatur bukaan lubang bensin dan udara menggunaan jarum dan klep.
Sedangkan itu, pada mesin FI pencampuran bensin dan udara dengan menggunakan sistem pompa. Komposisi udara dan bensin yang dicampurkan oleh injektor diprogram oleh komputer menyesuaikan dengan tarikan gas tangan dan suhu udara.
Jadi, mau bensin apapun sebenarnya sampai tahap ini PGM FI (pada hemat saya) tidak ada masalah.
Akan tetapi, kemungkinan kenapa pihak pabrik merekomendasikan penggunaan bensin non-timbal adalah karena pada mesin PGM FI dilengkapi katalis yang menyempurnakan pembakaran yaitu dengan memfilter gas buang sehingga gas-gas yang belum 'sukses' terbakar sempurna akan terbakar (dengan fasilitas katalis tadi). Bila menggunakan bensin bertimbal, 'debu' timbal akan menempel pada katalis dan mengerak.
Lalu pertanyaan selanjutnya, apakah benar hanya pertamax saja produk pertamina yang tanpa timbal?
Beberapa hari yg lalu saya mencoba bertanya ke pihak Pertamina, demikian pertanyaannya:
tri wiyono [triwiyono@mmugm.ac.id]
Sent: Saturday, December 15, 2012 4:52 PM
To: Contact Pertamina
Subject: Oktan premium
Aslm.
Selamat siang, mau bertanya, sebenarnya bensin premium kita itu
sekarang masihkah memakai timbal untuk menaikkan angka oktannya?
Jawaban:
Yth Bapak Tri Wiyono,
Terima kasih atas email Bapak kepada Contact Pertamina. Kami informasikan bahwa mengacu spesifikasi Premium (Lampiran keputusan Dirjen Migas 3674 K/24/DJM/2006 tanggal 17 Maret 2006), kandungan Timbal (Pb) adalah maks. 0,013 gr/l untuk Premium tanpa timbal dan 0,3 gr/l untuk Premium bertimbal. Kandungan Pb dari Premium bertimbal sebelumnya mungkin masih ada, tapi kadarnya sudah sangat kecil karena terencerkan (memenuhi spesifikasi Premium tanpa timbal atau < 0,013 gr/l).
Terima Kasih
CONTACT PERTAMINA
TLP : (021) 500 000 (All cities in Indonesia)
SMS : 08159500000
Fax : (021) 29495333
Email : pcc@pertamina.com
Sumber : http://triwisibolang.blogspot.com/2012/12/apakah-bensin-premium-bebas-timbal.html
"Pertamina sudah melaporkan kepada kami bahwa mereka sudah tidak produksi lagi bensin pakai timbal, karena bila tetap dengan timbal dampaknya akan merusak otak terutama pada anak kecil," ujar Menteri Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar kepada pers, di Jakarta, akhir pekan lalu.
Menurutnya, di seluruh dunia saat ini sudah tidak diproduksi bahan bakar pakai timbal. Pada dasarnya timbal itu suatu zat tambahan (aditif) yang sangat mudah dibuat dan biayanya lebih murah ketimbang tidak pakai timbal. Namun demikian dampaknya sangat merugikan bagi kehidupan.
"Sekarang ada dua pilihan pakai bensin tanpa timbal atau tidak perlu produksi bensin lagi bila harus tetap menggunakan timbal, karena itu sama aja dengan makan racun yang dampaknya ke otak manusia. Ini sudah bukan masalah ramah lingkungan tapi ramah kehidupan yang lebih penting ketimbang lingkungan," tegas Menteri LH.
"Jadi, bila dijumpai dilapangan ada produksi bahan bakar minyak pakai timbal itu jelas melanggar keputusan Menteri Lingkungan Hidup. Bila melanggar ini ada sanksinya dan Pertamina sudah berhasil produksi BBM tanpa timbal," jelasnya.
TEL (Tetra Ethyl Lead) atau yang biasa dikenal dengan Timbal adalah sebuah senyawa kimia yang digunakan sebagai aditif dalam bahan bakar minyak (BBM) untuk meningkatkan angka oktan. Penggunaan TEL dibeberapa negara telah dilarang karena karena kadar senyawa kimianya yang dapat membahayakan manusia.
Sesuai dengan spesifikasi kendaraan guna meningkatkan performa mesin, dibutuhkan bahan bakar yang memiliki angka oktan tinggi. Karena oktan dapat meningkatkan kemampuan daya bakar bensin. Semakin tinggi oktan maka kemampuan daya bakarnya semakin cepat. Dengan BBM jenis bensin tanpa timbal yang ada saat ini dipasaran yaitu Premium-88, Pertamax-92, Pertamax Plus-95, Pertamina sudah melakukan standarisasi kepedulian terhadap kelestarian lingkungan dan kesehatan.
Langkah ini diambil Pertamina didukung oleh berbagai masukan seperti Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Gaikindo, dan LSM.
Selain itu, juga didukung oleh hasil riset terhadap tingginya kadar timbal (TEL) dalam darah sebagian penduduk Indonesia di beberapa kota dan kajian dampak negatif timbal terhadap kesehatan anak-anak maupun orang dewasa. Sedangkan berdasarkan hasil riset dari USAID dan USEPA terhadap dampak biaya sosial dari aplikasi timbal (TEL) di Amerika Serikat kerugiannya mencapai hingga 716 juta dolar AS dalam lima tahun.
Dalam upaya mendukung program Langit Biru Indonesia seperti tertuang dalam UU No. 23/1997 dan instruksi Menteri Lingkungan Hidup RI tahun 2000 untuk penghapusan bensin bertimbal secara bertahap di seluruh Indonesia, maka Pertamina sejak 1 Juli 2006 tidak lagi menggunakan Timbal (TEL) sebagai Octane Booster yaitu zat aditif untuk meningkatkan angka oktan dalam pengolahan Premium 88 di kilang-kilang Pertamina.
Sebelumnya, produksi premium saat masih menggunakan TEL terdiri dari 12,5 persen HOMC dan 87,5 persen Naphta. Sedangkan melalui Program Langit Biru, Pertamina menggantikan penggunaan Timbal sebagai octane booster dengan HOMC (High Octane Mogas Component) yaitu senyawa yang lebih ramah lingkungan dan lebih cocok dengan spesifikasi kendaraan yang menggunakan catalytic converter. Penggunaan HOMC pada Premium saat ini, setelah tidak menggunakan TEL komposisinya adalah 30 persen HOMC dan Naphta 70 persen.
Hingga saat ini, produksi HOMC dalam negeri masih belum mencukupi kebutuhan untuk memproduksi Premium 88 sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, pola impor perlu dilakukan untuk pemenuhan konsumsi dalam negeri tersebut. Pertamina hanya mengimpor sebagian kekurangan HOMC karena kilang-kilang Pertamina telah memproduksi HOMC untuk pembuatan Bensin Premium, Pertamax, maupun Pertamax Plus.
Sejalan dengan semangat efisiensi, maka Pertamina terus mengupayakan optimalisasi produksi HOMC melalui unit-unit pengolahan seperti UP III Plaju, UP IV Cilacap, UP V Balikpapan, UP VI Balongan dan UP VII Kasim, guna menekan ketergantungan HOMC impor dan diharapkan dapat menekan cost yang timbul dari pengadaan impor tersebut.
Dari segi bisnis, Pertamina menjalankan kebijakan ini sesuai dengan UU No.22/2001 dimana perusahaan harus mampu mempertahankan etika bisnis, citra dan persaingan dengan perusahaan asing dalam memasarkan produk-produk migas didalam negeri, khususnya untuk bisa memproduksi BBM yang ramah lingkungan dan tidak berbahaya bagi kesehatan.
Sumber : http://www.antaranews.com/view/?i=1179713090
Apakah bensin premium bebas timbal?
Mesin-mesin tersebut dalam spesifikasi dari pabriknya, menggunakan bensin tanpa timbal. Banyak orang menyimpulkan bahwa bensin tanpa timbal di Indonesia adalah Pertamax atau Pertamax Plus.
Dari anggapan itu mereka-mereka yang ingin membeli kendaraan dengan sistem PGM-FI (Programmed Fuel Injection) berpikir dua kali karena mesti ngasih makan Pertamax pada motornya.
Sebenarnya, ditilik dari sistem pencampuran udara dengan bensin pada mesin karburator dan Fuel Injection tidak terlalu dipengaruhi jenis bensinnya.
Mesin karburator mencampur bensin dan udara dengan memakai tabung venturi.
Aliran udara memanfaatkan sedotan piston di ruang bakar saat piston (seker) bergerak ke bawah. Sedangkan untuk mengatur bukaan lubang bensin dan udara menggunaan jarum dan klep.
Sedangkan itu, pada mesin FI pencampuran bensin dan udara dengan menggunakan sistem pompa. Komposisi udara dan bensin yang dicampurkan oleh injektor diprogram oleh komputer menyesuaikan dengan tarikan gas tangan dan suhu udara.
Jadi, mau bensin apapun sebenarnya sampai tahap ini PGM FI (pada hemat saya) tidak ada masalah.
Akan tetapi, kemungkinan kenapa pihak pabrik merekomendasikan penggunaan bensin non-timbal adalah karena pada mesin PGM FI dilengkapi katalis yang menyempurnakan pembakaran yaitu dengan memfilter gas buang sehingga gas-gas yang belum 'sukses' terbakar sempurna akan terbakar (dengan fasilitas katalis tadi). Bila menggunakan bensin bertimbal, 'debu' timbal akan menempel pada katalis dan mengerak.
Lalu pertanyaan selanjutnya, apakah benar hanya pertamax saja produk pertamina yang tanpa timbal?
Beberapa hari yg lalu saya mencoba bertanya ke pihak Pertamina, demikian pertanyaannya:
tri wiyono [triwiyono@mmugm.ac.id]
Sent: Saturday, December 15, 2012 4:52 PM
To: Contact Pertamina
Subject: Oktan premium
Aslm.
Selamat siang, mau bertanya, sebenarnya bensin premium kita itu
sekarang masihkah memakai timbal untuk menaikkan angka oktannya?
Jawaban:
Yth Bapak Tri Wiyono,
Terima kasih atas email Bapak kepada Contact Pertamina. Kami informasikan bahwa mengacu spesifikasi Premium (Lampiran keputusan Dirjen Migas 3674 K/24/DJM/2006 tanggal 17 Maret 2006), kandungan Timbal (Pb) adalah maks. 0,013 gr/l untuk Premium tanpa timbal dan 0,3 gr/l untuk Premium bertimbal. Kandungan Pb dari Premium bertimbal sebelumnya mungkin masih ada, tapi kadarnya sudah sangat kecil karena terencerkan (memenuhi spesifikasi Premium tanpa timbal atau < 0,013 gr/l).
Terima Kasih
CONTACT PERTAMINA
TLP : (021) 500 000 (All cities in Indonesia)
SMS : 08159500000
Fax : (021) 29495333
Email : pcc@pertamina.com
Sumber : http://triwisibolang.blogspot.com/2012/12/apakah-bensin-premium-bebas-timbal.html
Manfaat menggunakan Norival
Produk Norival secara garis besar memiliki manfaat sebagai berikut:
Norival Energy Fuel Enhancer Gasoline Fuel
Dosis pemakaian:
-Norival Energy Fuel Enhancer Gasoline
Kemasan@12ml : 180Ltr1ml : 15Ltr (2 tetes/1Ltr)
-Norival Energy Fuel Enhancer Diesel
Kemasan@12ml : 300Ltr
1ml : 25Ltr
* Gunakan produk Norival sesuai dengan dosis yang dianjurkan dan kenali ubahan/ modifikasi pada mesin yang digunakan.
Norival Energy Fuel Enhancer Gasoline Fuel
- OKTAN+
- Memperbaiki respon pada torsi kendaraan.
- Meningkatkan Hp kendaraan.
- Anti ketukan atau “knocking”.
- Anti korosif dan tidak beracun.
- Melumasi Komponen ruang bakar.
- Mengurangi konsumsi BBM -/+ 20-40%.
- Mengurangi emisi gas buang kendaraan.
- Mengurangi suhu panas pada ruang bakar
- Membersihkan kerak karbon secara bertahap.
- Mengurangi biaya perawatan mesin/servis berkala
- CETANE+
- Mempermudah starter mesin dalam keadaan dingin
- Memperbaiki respon pada torsi kendaraan.
- Meningkatkan Hp kendaraan.
- Anti ketukan atau “knocking”.
- Anti korosif dan tidak beracun.
- Menyempurnakan proses pengkabutan
- Mencegah pembentukan kerak (forming deposits).
- Mengurangi konsumsi BBM -/+ 20-50%.
- Mengurangi emisi gas buang kendaraan.
- Mengurangi biaya perawatan mesin/servis berkala
- Mengurangi gesekan.Meningkatkan viskositas oli.
- Melindungi komponen mesin.
- Meningkatkan daya lumas oli.
- Memperpanjang usia pemakaian oli.
- Menjaga suhu mesin agar tetap stabil.
- Mengurangi konsumsi BBM -/+5-10%.
- Mengurangi getaran pada kinerja mesin.
- Membersihkan internal sludge.
- Memperpanjang usia komponen mesin
- Meningkatkan performa keseluruhan kinerja mesin
_________________________________________________________________
Karakteristik:
- Volatile
- Esensial
- Memiliki Berat Jenis
- memiliki titik didih menyerupai BBM
Karakteristik:
- Volatile
- Esensial
- Memiliki Berat Jenis
- memiliki titik didih menyerupai BBM
Visual:
- Tidak memiliki endapan
- Murni tidak mengandung zat pewarna
_________________________________________________________________
- Tidak memiliki endapan
- Murni tidak mengandung zat pewarna
_________________________________________________________________
Dosis pemakaian:
-Norival Energy Fuel Enhancer Gasoline
Kemasan@12ml : 180Ltr1ml : 15Ltr (2 tetes/1Ltr)
-Norival Energy Fuel Enhancer Diesel
Kemasan@12ml : 300Ltr
1ml : 25Ltr
-Norival Oil Fuel Enhancer
Kemasan@12ml : 0.8-1.2Ltr
_________________________________________________________________
Kelebihan Dosis pada aplikasinya akan menyebabkan:
* Kinerja mesin menjadi terbebani, dikarenakan peningkatan nilai Oktan/Cetane & kalori yang terkandung dalam BBM tidak dapat dibakar sempurna oleh mesin pada umumnya.
* Konsumsi BBM meningkat dikarenakan tingkatan BBM yang digunakan tidak sesuai dengan Spesifikasi mesin pada umumnya. Contoh: Penggunaan Racing Fuel pada kendaraan umum.
_________________________________________________________________
Saran:
Kemasan@12ml : 0.8-1.2Ltr
_________________________________________________________________
Kelebihan Dosis pada aplikasinya akan menyebabkan:
* Kinerja mesin menjadi terbebani, dikarenakan peningkatan nilai Oktan/Cetane & kalori yang terkandung dalam BBM tidak dapat dibakar sempurna oleh mesin pada umumnya.
* Konsumsi BBM meningkat dikarenakan tingkatan BBM yang digunakan tidak sesuai dengan Spesifikasi mesin pada umumnya. Contoh: Penggunaan Racing Fuel pada kendaraan umum.
_________________________________________________________________
Saran:
* Gunakan produk Norival sesuai dengan dosis yang dianjurkan dan kenali ubahan/ modifikasi pada mesin yang digunakan.
* Dosis berlebihan dapat diatasi dengan cara menambahkan bahan bakar sampai putaran mesin terasa ringan bertenaga kembali.
* Pastikan kondisi komponen pengapian
dalam kondisi baik/layak pakai. Pengecekan dapat dilakukan pada bengkel
terdekat yang didukung dengan teknisi berpengalaman.
* Untuk mobil & genset: Gunakan alat bantu “botol pipet dengan ukuran” yang telah kami sediakan, untuk mempermudah pengaplikasian.
_________________________________________________________________
“KELEBIHAN DOSIS TIDAK AKAN MENYEBABKAN KERUSAKAN PADA MESIN DALAM BATAS PEMAKAIAN NORMAL”
* Untuk mobil & genset: Gunakan alat bantu “botol pipet dengan ukuran” yang telah kami sediakan, untuk mempermudah pengaplikasian.
_________________________________________________________________
“KELEBIHAN DOSIS TIDAK AKAN MENYEBABKAN KERUSAKAN PADA MESIN DALAM BATAS PEMAKAIAN NORMAL”
Norival bebas bahan kimia berbahaya
Norival terbuat
dari minyak atsiri murni dan tidak mengandung zat berbahaya penyebab
emisi gas buang menjadi beracun. Visi dan Misi Norival adalah mendukung
program langit biru untuk masyarakat.
Banyak cara meningkatkan oktan dan energi dalam bahan bakar. Norival menggunakan cara yang sangat aman, ramah lingkungan dan terbukti kinerjanya. Peningkatan oktan tidak berarti bahan bakar menjadi berkualitas secara keseluruhan. Peningkatan oktan dengan cara yang salah sebaliknya memberi dampak negatif diluar peningkatan oktan itu sendiri. Salah satunya adalah emisi gas buang yang beracun dan pembentukan kerak, serta gangguan kinerja mesin kendaraan.
Apa saja
yang termasuk zat berbahaya namun dapat meningkatkan kadar oktan dalam
bahan bakar ? penjelasan berikut ini dikumpulkan dari berbagai sumber :
1. Alkohol
Octane booster dengan bahan aktif alkohol dan ether biasanya menggunakan alkohol, Ethanol, dan Methanol sebagai bahan aktif karena memiliki nilai oktan lebih tinggi daripada bahan bakar pada umumnya.
Hanya saja jenis alkohol memiliki sifat mengikat air. Bila dalam tangki kita terdapat air, maka octane booster jenis ini akan mengendap didasar tangki bersama air dan tidak akan tercampur sempurna dengan bahan bakar.
2. MMT ( Manganese )
Banyak cara meningkatkan oktan dan energi dalam bahan bakar. Norival menggunakan cara yang sangat aman, ramah lingkungan dan terbukti kinerjanya. Peningkatan oktan tidak berarti bahan bakar menjadi berkualitas secara keseluruhan. Peningkatan oktan dengan cara yang salah sebaliknya memberi dampak negatif diluar peningkatan oktan itu sendiri. Salah satunya adalah emisi gas buang yang beracun dan pembentukan kerak, serta gangguan kinerja mesin kendaraan.
1. Alkohol
Octane booster dengan bahan aktif alkohol dan ether biasanya menggunakan alkohol, Ethanol, dan Methanol sebagai bahan aktif karena memiliki nilai oktan lebih tinggi daripada bahan bakar pada umumnya.
Hanya saja jenis alkohol memiliki sifat mengikat air. Bila dalam tangki kita terdapat air, maka octane booster jenis ini akan mengendap didasar tangki bersama air dan tidak akan tercampur sempurna dengan bahan bakar.
2. MMT ( Manganese )
Sangat
efektif meningkatkan angka oktan. Namun Dari beberapa penelitian
menunjukkan bahwa senyawa mangane sangat sedikit sekali terdeteksi di
luar sistem mobil pengguna bahan bakar ber MMT. Senyawa mangane tersebut
terdeteksi di bagian komponen mesin, atau catalyst.
Produk pembakaran dari MMT cenderung menimbulkan kerak dan berefek "catalyst-poisoning". Mengganggu kinerja dalam mesin misalnya busi yang mengakibatkan buruknya pengapian, performance mesin, serta mutu gas buang. Hal ini bisa menimbulkan ketidakpuasan pada pemilik kendaraan. Produk pembakaran ini juga cenderung terkumpul di catalyst yang mengurangi luas permukaan singgung antara catalyst dan gas buang sehingga effisiensi konversi catalyst menjadi turun tidak sesuai dengan standard spesifikasi pabrik.
Pemakaian MMT cenderung meningkatkan konsentrasi gas buang dengan jumlah senyawa hydrocarbon yang tidak terbakar ( HC ), serta gas Karbon Monoksida ( CO ). Selain itu MMT menyebabkan gangguan kesehatan karena mengandung logam berat mangan dan merusak struktur kandungan air dalam tanah.
Produk pembakaran dari MMT cenderung menimbulkan kerak dan berefek "catalyst-poisoning". Mengganggu kinerja dalam mesin misalnya busi yang mengakibatkan buruknya pengapian, performance mesin, serta mutu gas buang. Hal ini bisa menimbulkan ketidakpuasan pada pemilik kendaraan. Produk pembakaran ini juga cenderung terkumpul di catalyst yang mengurangi luas permukaan singgung antara catalyst dan gas buang sehingga effisiensi konversi catalyst menjadi turun tidak sesuai dengan standard spesifikasi pabrik.
Pemakaian MMT cenderung meningkatkan konsentrasi gas buang dengan jumlah senyawa hydrocarbon yang tidak terbakar ( HC ), serta gas Karbon Monoksida ( CO ). Selain itu MMT menyebabkan gangguan kesehatan karena mengandung logam berat mangan dan merusak struktur kandungan air dalam tanah.
3.TEL (Timbal)
Tetraethyl Lead atau TEL isinya adalah logam timah. Sangat efektif dalam meningkatkan angka oktan. Sering digunakan pada bahan bakar kompetisi dan pesawat terbang. Sangat beracun dalam kondisi murninya. Di beberapa negara sudah menjadi barang "haram" bagi pemerintah tapi " harum" bagi pembalap jalanan. Sudah pasti dapat merusak sensor oxygen dan Catalityc converter dengan cara menutup permukaan kerja kedua alat tersebut. Keracunan akibat kontaminasi timbal bisa menimbulkan berbagai macam hal diantaranya:
- Menghambat aktivitas enzim yang terlibat dalam pembentukan hemoglobin (Hb).
- Meningkatnya kadar asam δ-aminolevulinat dehidratase (ALAD) dan kadar protoporphin dalam sel darah merah.
- Memperpendek umur sel darah merah.
- Menurunkan jumlah sel darah merah dan retikulosit, serta meningkatkan kandungan logam Fe dalam plasma darah.
4. Napthalene
5. Ferrocene
Ferrocene juga memiliki sifat seperti MMT untuk meningkatkan nilai oktan dari bahan bakar. Namun Ferrocene yang mengandung senyawa besi ( iron ) ini, setelah proses pembakaran menghasilkan senyawa iron-oxide ( besi oksida ) yang menjadi kerak dan menutupi permukaan catalyst pada gas buang. Efek dari tertutupnya permukaan catalyst secara phisik oleh iron-oxide ini mengakibatkan tidak berfungsinya sistem catalyst seperti yang di design. Ferrocene ini sebaiknya tidak dipakai dalam bensin bebas timbal.
6. Methil Tertier Buthyl Eter (MTBE)
Bahan tambahan lainnya yang sering dicampurkan ke dalam bensin adalah MTBE (Methyl Tertier Buthyl Eter), yang berasal dan dibuat dari etanol. Methyl Tertier Buthyl Eter (MTBE) merupakan senyawa eter dan termasuk senyawa Oksigenat. Oksigenat adalah senyawa organik yang mengandung oksigen yang dapat dicampur ke dalam bensin untuk menambah angka oktan dan mengandung oksigen. Senyawa eter yang telah banyak digunakan di Indonesia adalah MTBE. Tetapi, belakangan diketahui bahwa MTBE ini juga berbahaya bagi lingkungan karena mempunyai sifat karsiogenik dan mudah bercampur dengan air, sehingga jika terjadi kebocoran pada tempat-tempat penampungan bensin (misalnya di pom bensin) dan MTBE ini masuk ke air tanah bisa mencemari sumur dan sumber-sumber air minum lainnya (http://id.wikipedia.org/wiki/Oktan).
Pastikan anda menggunakan cara yang aman dalam merawat mesin kendaraan anda. Lingkungan yang hijau dan kesehatan masyarakat merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Norival mengajak anda menciptakan kinerja kendaraan prima dan ramah lingkungan demi kelangsungan masa depan yang sehat.
Tetraethyl Lead atau TEL isinya adalah logam timah. Sangat efektif dalam meningkatkan angka oktan. Sering digunakan pada bahan bakar kompetisi dan pesawat terbang. Sangat beracun dalam kondisi murninya. Di beberapa negara sudah menjadi barang "haram" bagi pemerintah tapi " harum" bagi pembalap jalanan. Sudah pasti dapat merusak sensor oxygen dan Catalityc converter dengan cara menutup permukaan kerja kedua alat tersebut. Keracunan akibat kontaminasi timbal bisa menimbulkan berbagai macam hal diantaranya:
- Menghambat aktivitas enzim yang terlibat dalam pembentukan hemoglobin (Hb).
- Meningkatnya kadar asam δ-aminolevulinat dehidratase (ALAD) dan kadar protoporphin dalam sel darah merah.
- Memperpendek umur sel darah merah.
- Menurunkan jumlah sel darah merah dan retikulosit, serta meningkatkan kandungan logam Fe dalam plasma darah.
4. Napthalene
Naftalena adalah salah satu komponen yang
termasuk benzena aromatikhidrokarbon, tetapi tidak termasuk polisiklik.
Naftalena memiliki kemiripan sifat yang memungkinkannya menjadi aditif
bensin meningkatkan angka oktan. Bahan ini juga terdapat dalam kapur
barus dan cukup sering digunakan untuk meningkatkan nilai oktan. Hanya saja senyawa ini bersifat karsinogen (penyebab kanker), dan emisi gas buangnya sangat beracun.
5. Ferrocene
Ferrocene juga memiliki sifat seperti MMT untuk meningkatkan nilai oktan dari bahan bakar. Namun Ferrocene yang mengandung senyawa besi ( iron ) ini, setelah proses pembakaran menghasilkan senyawa iron-oxide ( besi oksida ) yang menjadi kerak dan menutupi permukaan catalyst pada gas buang. Efek dari tertutupnya permukaan catalyst secara phisik oleh iron-oxide ini mengakibatkan tidak berfungsinya sistem catalyst seperti yang di design. Ferrocene ini sebaiknya tidak dipakai dalam bensin bebas timbal.
Bahan tambahan lainnya yang sering dicampurkan ke dalam bensin adalah MTBE (Methyl Tertier Buthyl Eter), yang berasal dan dibuat dari etanol. Methyl Tertier Buthyl Eter (MTBE) merupakan senyawa eter dan termasuk senyawa Oksigenat. Oksigenat adalah senyawa organik yang mengandung oksigen yang dapat dicampur ke dalam bensin untuk menambah angka oktan dan mengandung oksigen. Senyawa eter yang telah banyak digunakan di Indonesia adalah MTBE. Tetapi, belakangan diketahui bahwa MTBE ini juga berbahaya bagi lingkungan karena mempunyai sifat karsiogenik dan mudah bercampur dengan air, sehingga jika terjadi kebocoran pada tempat-tempat penampungan bensin (misalnya di pom bensin) dan MTBE ini masuk ke air tanah bisa mencemari sumur dan sumber-sumber air minum lainnya (http://id.wikipedia.org/wiki/Oktan).
Pastikan anda menggunakan cara yang aman dalam merawat mesin kendaraan anda. Lingkungan yang hijau dan kesehatan masyarakat merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Norival mengajak anda menciptakan kinerja kendaraan prima dan ramah lingkungan demi kelangsungan masa depan yang sehat.
Sumber : www.mynorival.com
Apa itu Norival ??
Norival adalah peningkat kualitas Bahan Bakar RON88 agar mampu memenuhi kebutuhan Oktan ( RON ) dan Energi ( MON ) bagi mesin kendaraan anda. BBM berkualitas akan meningkatkan performa dan memberi perawatan pada mesin kendaraan anda.
Norival Energy Fuel Enhancer terbuat dari berbagai macam minyak atsiri yang tersusun dari senyawa-senyawa organik hidrokarbon spesifik dan hidrokarbon oksigenat. Minyak atsiri mempunyai karakteristik yang menyerupai bahan bakar minyak seperti berat jenis, titik didih, dan sifat yang mudah menguap. Bahan pilihan yang memiliki kualitas terbaik dari alam negara Indonesia melalui proses destilasi, menjadi sumber utama kekuatan Norival Energy Fuel Enhancer.
Minyak atsiri sendiri, adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak ini disebut juga minyak menguap, minyak eteris, minyak esensial karena pada suhu kamar mudah menguap. Istilah esensial dipakai karena minyak atsiri mewakili bau dari tanaman asalnya. Dalam keadaan SEGAR DAN MURNI, minyak atsiri umumnya tidak berwarna atau sedikit kekuningan, DAN TIDAK MEMILIKI ENDAPAN. Namun, pada penyimpanan lama minyak atsiri dapat teroksidasi. Untuk mencegahnya, minyak atsiri harus disimpan dalam bejana gelas yang berwarna gelap, diisi penuh, ditutup rapat, serta disimpan ditempat yang kering dan sejuk.
Penelitian telah banyak dilakukan oleh berbagai pihak tentang khasiat minyak atsiri terhadap peningkatan kualitas bahan bakar dan telah memperoleh hasil-hasil yang mengagumkan. Komposisi minyak atsiri yang digunakan Norival Fuel Enhancer telah disesuaikan dan telah diuji sehingga memberikan performa yang maksimal, mengurangi getaran kinerja mesin, menurunkan emisi gas buang, membersihkan kerak karbon scara bertahap, serta mengurangi konsumsi bahan bakar kendaraan.
Norival Energy Fuel Enhancer terbuat dari berbagai macam minyak atsiri yang tersusun dari senyawa-senyawa organik hidrokarbon spesifik dan hidrokarbon oksigenat. Minyak atsiri mempunyai karakteristik yang menyerupai bahan bakar minyak seperti berat jenis, titik didih, dan sifat yang mudah menguap. Bahan pilihan yang memiliki kualitas terbaik dari alam negara Indonesia melalui proses destilasi, menjadi sumber utama kekuatan Norival Energy Fuel Enhancer.
Minyak atsiri sendiri, adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak ini disebut juga minyak menguap, minyak eteris, minyak esensial karena pada suhu kamar mudah menguap. Istilah esensial dipakai karena minyak atsiri mewakili bau dari tanaman asalnya. Dalam keadaan SEGAR DAN MURNI, minyak atsiri umumnya tidak berwarna atau sedikit kekuningan, DAN TIDAK MEMILIKI ENDAPAN. Namun, pada penyimpanan lama minyak atsiri dapat teroksidasi. Untuk mencegahnya, minyak atsiri harus disimpan dalam bejana gelas yang berwarna gelap, diisi penuh, ditutup rapat, serta disimpan ditempat yang kering dan sejuk.
Penelitian telah banyak dilakukan oleh berbagai pihak tentang khasiat minyak atsiri terhadap peningkatan kualitas bahan bakar dan telah memperoleh hasil-hasil yang mengagumkan. Komposisi minyak atsiri yang digunakan Norival Fuel Enhancer telah disesuaikan dan telah diuji sehingga memberikan performa yang maksimal, mengurangi getaran kinerja mesin, menurunkan emisi gas buang, membersihkan kerak karbon scara bertahap, serta mengurangi konsumsi bahan bakar kendaraan.
Apa itu Minyak Atsiri ??
Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang
dan merupakan bahan organik yang bersifat mudah menguap (volatile),
mempunyai rasa getir dan bau mirip tanaman asalnya (esensial).Diolah
dari bagian-bagian tanaman seperti daun, buah, biji, bunga, akar,
rimpang, kulit kayu, bahkan hingga seluruh bagian pada tanaman.Selain
dihasilkan oleh tanaman, Minyak atsiri dapat juga di bentuk dari hasil
degradasi oleh enzim atau dibuat secara sintetis.
Proses produksi minyak atsiri dapat ditempuh melalui 3 cara, yaitu:
(1).Pengempaan (pressing)
(2).Ekstraksi menggunakan pelarut (solvent extraction)
(3).Penyulingan (distillation)
Berdasarkan beberapa penelitian yg telah ada, hampir semua tumbuhan yg memiliki kandungan senyawa aromatik (minyak atsiri/minyak terbang) dapat digunakan untuk menghasilkan panas serta MENINGKATKAN NILAI OKTAN SUATU BAHAN BAKAR BER-OKTAN BURUK/RENDAH.
Dalam keadaan segar dan murni, minyak atsiri umumnya tidak berwarna atau sedikit kekuningan, dan tidak memiliki endapan.Namun, pada penyimpanan yang cukup lama minyak atsiri dapat teroksidasi. Untuk mencegahnya, minyak atsiri harus disimpan dalam bejana gelas yang berwarna gelap, diisi penuh, ditutup rapat, serta disimpan ditempat yang kering dan sejuk.
Penyulingan merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk mendapatkan minyak atsiri. Penyulingan dilakukan dengan mendidihkan bahan baku di dalam ketel suling sehingga terdapat uap yang diperlukan untuk memisahkan minyak atsiri dengan cara mengalirkan uap jenuh dari ketel pendidih air (boiler) ke dalam ketel penyulingan.
Minyak atsiri merupakan salah satu komoditas ekspor agroindustri potensial yang dapat menjadi andalan bagi Indonesia untuk mendapatkan devisa. Data statistik ekspor-impor dunia menunjukan bahwa konsumsi minyak atisiri dan turunannya naik sekitar 10% dari tahun ke tahun. Kenaikan tersebut terutama didorong oleh perkembangan kebutuhan untuk industri food flavouring, industri komestik dan wewangian.
Beberapa contoh tanaman penghasil minyak atsiri yang terdapat di Indonesia, adalah sebagai berikut:
Akar : Akar wangi, Kemuning
Daun: Nilam, Cengkeh, Sereh lemon, Sereh Wangi, Sirih, Mentha, Kayu Putih, Gandapura, Jeruk Purut, Karmiem, Krangean, Kemuning, Kenikir, Kunyit, Kunci, Selasih, Kemangi.
Biji: Pala, Lada, Seledri, Alpukat, Kapulaga, Klausena, Kasturi, Kosambi.
Buah: Adas, Jeruk, Jintan, Kemukus, Anis, Ketumbar.
Bunga: Cengkeh, Kenanga, Ylang-ylang, Melati, Sedap malam, Cemopaka kuning, Daun seribu, Gandasuli kuning, Srikanta, Angsana, Srigading.
Kulit kayu: kayu manis, Akasia, Lawang, Cendana, Masoi, Selasihan, Sintok.
Ranting: Cemara gimbul, Cemara kipas.
Rimpang: Jahe, Kunyit, Bangel, Baboan, Jeringau, Kencur, Lengkuas, Lempuyang sari,Temu hitam, Temulawak, Temu putri.
Seluruh bagian: Akar kucing, Bandotan, Inggu, Selasih, Sudamala, Trawas.
Proses produksi minyak atsiri dapat ditempuh melalui 3 cara, yaitu:
(1).Pengempaan (pressing)
(2).Ekstraksi menggunakan pelarut (solvent extraction)
(3).Penyulingan (distillation)
Berdasarkan beberapa penelitian yg telah ada, hampir semua tumbuhan yg memiliki kandungan senyawa aromatik (minyak atsiri/minyak terbang) dapat digunakan untuk menghasilkan panas serta MENINGKATKAN NILAI OKTAN SUATU BAHAN BAKAR BER-OKTAN BURUK/RENDAH.
Dalam keadaan segar dan murni, minyak atsiri umumnya tidak berwarna atau sedikit kekuningan, dan tidak memiliki endapan.Namun, pada penyimpanan yang cukup lama minyak atsiri dapat teroksidasi. Untuk mencegahnya, minyak atsiri harus disimpan dalam bejana gelas yang berwarna gelap, diisi penuh, ditutup rapat, serta disimpan ditempat yang kering dan sejuk.
Penyulingan merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk mendapatkan minyak atsiri. Penyulingan dilakukan dengan mendidihkan bahan baku di dalam ketel suling sehingga terdapat uap yang diperlukan untuk memisahkan minyak atsiri dengan cara mengalirkan uap jenuh dari ketel pendidih air (boiler) ke dalam ketel penyulingan.
Minyak atsiri merupakan salah satu komoditas ekspor agroindustri potensial yang dapat menjadi andalan bagi Indonesia untuk mendapatkan devisa. Data statistik ekspor-impor dunia menunjukan bahwa konsumsi minyak atisiri dan turunannya naik sekitar 10% dari tahun ke tahun. Kenaikan tersebut terutama didorong oleh perkembangan kebutuhan untuk industri food flavouring, industri komestik dan wewangian.
Beberapa contoh tanaman penghasil minyak atsiri yang terdapat di Indonesia, adalah sebagai berikut:
Akar : Akar wangi, Kemuning
Daun: Nilam, Cengkeh, Sereh lemon, Sereh Wangi, Sirih, Mentha, Kayu Putih, Gandapura, Jeruk Purut, Karmiem, Krangean, Kemuning, Kenikir, Kunyit, Kunci, Selasih, Kemangi.
Biji: Pala, Lada, Seledri, Alpukat, Kapulaga, Klausena, Kasturi, Kosambi.
Buah: Adas, Jeruk, Jintan, Kemukus, Anis, Ketumbar.
Bunga: Cengkeh, Kenanga, Ylang-ylang, Melati, Sedap malam, Cemopaka kuning, Daun seribu, Gandasuli kuning, Srikanta, Angsana, Srigading.
Kulit kayu: kayu manis, Akasia, Lawang, Cendana, Masoi, Selasihan, Sintok.
Ranting: Cemara gimbul, Cemara kipas.
Rimpang: Jahe, Kunyit, Bangel, Baboan, Jeringau, Kencur, Lengkuas, Lempuyang sari,Temu hitam, Temulawak, Temu putri.
Seluruh bagian: Akar kucing, Bandotan, Inggu, Selasih, Sudamala, Trawas.
Sumber : www.mynorival.com
Langganan:
Postingan (Atom)