Sabtu, 08 Agustus 2015

Norival bebas bahan kimia berbahaya

Norival terbuat dari minyak atsiri murni dan tidak mengandung zat berbahaya penyebab emisi gas buang menjadi beracun. Visi dan Misi Norival adalah mendukung program langit biru untuk masyarakat.

Banyak cara meningkatkan oktan dan energi dalam bahan bakar. Norival menggunakan cara yang sangat aman, ramah lingkungan dan terbukti kinerjanya. Peningkatan oktan tidak berarti bahan bakar menjadi berkualitas secara keseluruhan. Peningkatan oktan dengan cara yang salah sebaliknya memberi dampak negatif diluar peningkatan oktan itu sendiri. Salah satunya adalah emisi gas buang yang beracun dan pembentukan kerak, serta gangguan kinerja mesin kendaraan.


Apa saja yang termasuk zat berbahaya namun dapat meningkatkan kadar oktan dalam bahan bakar ? penjelasan berikut ini dikumpulkan dari berbagai sumber :

1. Alkohol 
Octane booster dengan bahan aktif alkohol dan ether biasanya menggunakan alkohol, Ethanol, dan Methanol sebagai bahan aktif karena memiliki nilai oktan lebih tinggi daripada bahan bakar pada umumnya. 
Hanya saja jenis alkohol memiliki sifat mengikat air. Bila dalam tangki kita terdapat air, maka octane booster jenis ini akan mengendap didasar tangki bersama air dan tidak akan tercampur sempurna dengan bahan bakar.


2. MMT ( Manganese ) 


Sangat efektif meningkatkan angka oktan. Namun Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa mangane sangat sedikit sekali terdeteksi di luar sistem mobil pengguna bahan bakar ber MMT. Senyawa mangane tersebut terdeteksi di bagian komponen mesin, atau catalyst. 
Produk pembakaran dari MMT cenderung menimbulkan kerak dan berefek "catalyst-poisoning". Mengganggu kinerja dalam mesin misalnya busi yang mengakibatkan buruknya pengapian, performance mesin, serta mutu gas buang. Hal ini bisa menimbulkan ketidakpuasan pada pemilik kendaraan. Produk pembakaran ini juga cenderung terkumpul di catalyst yang mengurangi luas permukaan singgung antara catalyst dan gas buang sehingga effisiensi konversi catalyst menjadi turun tidak sesuai dengan standard spesifikasi pabrik. 
Pemakaian MMT cenderung meningkatkan konsentrasi gas buang dengan jumlah senyawa hydrocarbon yang tidak terbakar ( HC ), serta gas Karbon Monoksida ( CO ). Selain itu MMT menyebabkan gangguan kesehatan  karena  mengandung logam berat mangan dan merusak  struktur kandungan air  dalam tanah.

3.TEL (Timbal)

Tetraethyl Lead atau TEL isinya adalah logam timah. Sangat efektif dalam meningkatkan angka oktan. Sering digunakan pada bahan bakar kompetisi dan pesawat terbang. Sangat beracun dalam kondisi murninya. Di beberapa negara sudah menjadi barang "haram" bagi pemerintah tapi " harum" bagi pembalap jalanan. Sudah pasti dapat merusak sensor oxygen dan Catalityc converter dengan cara menutup permukaan kerja kedua alat tersebut. Keracunan akibat kontaminasi timbal bisa menimbulkan berbagai macam hal diantaranya:
- Menghambat aktivitas enzim yang terlibat dalam pembentukan hemoglobin (Hb).
- Meningkatnya kadar asam δ-aminolevulinat dehidratase (ALAD) dan kadar protoporphin dalam sel darah merah.
- Memperpendek umur sel darah merah.
- Menurunkan jumlah sel darah merah dan retikulosit, serta meningkatkan kandungan logam Fe dalam plasma darah.

 

4. Napthalene


Naftalena adalah salah satu komponen yang termasuk benzena aromatikhidrokarbon, tetapi tidak termasuk polisiklik. Naftalena memiliki kemiripan sifat yang memungkinkannya menjadi aditif bensin meningkatkan angka oktan. Bahan ini juga terdapat dalam kapur barus dan cukup sering digunakan untuk meningkatkan nilai oktan. Hanya saja senyawa ini bersifat karsinogen (penyebab kanker), dan emisi gas buangnya sangat beracun. 


5. Ferrocene 
Ferrocene juga memiliki sifat seperti MMT untuk meningkatkan nilai oktan dari bahan bakar. Namun Ferrocene yang mengandung senyawa besi ( iron ) ini, setelah proses pembakaran menghasilkan senyawa iron-oxide ( besi oksida ) yang menjadi kerak dan menutupi permukaan catalyst pada gas buang. Efek dari tertutupnya permukaan catalyst secara phisik oleh iron-oxide ini mengakibatkan tidak  berfungsinya sistem catalyst seperti yang di design. Ferrocene ini sebaiknya tidak dipakai dalam bensin bebas timbal.

6. Methil Tertier Buthyl Eter (MTBE)
 

Bahan tambahan lainnya yang sering dicampurkan ke dalam  bensin adalah MTBE (Methyl Tertier Buthyl Eter), yang berasal dan  dibuat dari etanol. Methyl Tertier Buthyl Eter (MTBE)  merupakan  senyawa eter dan termasuk senyawa Oksigenat. Oksigenat adalah  senyawa organik yang mengandung oksigen yang dapat dicampur ke  dalam bensin untuk menambah angka oktan dan mengandung oksigen. Senyawa eter yang telah banyak  digunakan di Indonesia adalah MTBE. Tetapi, belakangan diketahui  bahwa MTBE ini juga berbahaya bagi lingkungan karena mempunyai  sifat karsiogenik dan mudah bercampur dengan air, sehingga jika terjadi  kebocoran pada tempat-tempat penampungan bensin (misalnya di pom  bensin) dan MTBE ini masuk ke air tanah bisa mencemari sumur dan  sumber-sumber air minum lainnya  (http://id.wikipedia.org/wiki/Oktan).

Pastikan anda menggunakan cara yang aman dalam merawat mesin kendaraan anda. Lingkungan yang hijau dan kesehatan masyarakat merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Norival mengajak anda menciptakan kinerja kendaraan prima dan ramah lingkungan demi kelangsungan masa depan yang sehat.
Sumber : www.mynorival.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar